"Revolusi Mental" adalah kalimat yang beberapa tahun belakangan ini terdengar begitu syahdu digaungkan. ya revolusi mental adalah sebuah tujuan yang ingin dicapai oleh presiden Indonesia yang ke - 7 Bapak Ir. H. Joko Widodo. Bila ditelaah arti dari revolusi adalah perubahaan, jadi revolusi mental bertujuan untuk membentuk mental yang baik bagi masyarakat.
pada tulisan kali ini saya akan meghubungkan revolusi mental dengan sepak bola Indonesia. berhubung saya merupakan penggemanya. pada tulisan ini saya mengambil contoh pada pertandingan piala presiden beberapa pekan yang lalu.
saat itu digelar pertandingan perempat final antara sriwijaya FC vs bonek FC (sebelumnya persebaya united). sriwijaya yang sedang tertinggal agregat 2-0 mencoba mengejar ketertingalan. terjadilah handball dikotak pinalti bonek FC, yang dari siaran ulang terlihat tidak ada handball.
induk permasalahan dimulai dari sini para pemain dan official bonek fc menarik diri dari lapangan dan memilih WO. dalam beberapa berita yang saya baca para pemain mengikuti perintah dari orang yang disebut "ayah" agar WO dari pertandingan. bisa dilihat dari ss berita yang saya ambil dari http://bola.inilah.com/read/detail/2241578/bonek-fc-wo-ini-komentar-evan-dimas
bisa dilihat dalam paragraf yang saya lingkari, para pemain "nurut" dengan sosok yang mereka sebut ayah. tapi ayah macam apa yang menempa mental anak didiknya menjadi mental pecundang.
hal ini amat sangat disayangkan, memang wasit memberikan keputusan yang salah tapi toh wasit juga manusia siapapun bisa salah. apalagi dalam tubuh bonek FC ini terdapat para eks timnas U-19 yang digadang-gadang menjadi generasi emas sepakbola kita. tapi apa iya generasi emas akan tetap terjaga kalo tidak dijaga?
sebenarnya begitu banyak hal yang harus diRevolusi dalam tubuh sepak bola Indonesia. mulai dari suporter yang harus merubah sikap agar lebih baik lagi, sampai induk organisasi yang sangat harus berevolusi.
bila itu tidak terjadi mungkin beberapa tahun kedepan kita akan melihat timnas kita "dibantai" oleh timur leste yang dulu merupakan bagian dari negara kita. karena pada kenyataanya peringkat Timur Leste di rangking Fifa pun lebih baik dari kita (terlepas dari Indonesia yang disanksi fifa).
MIRIS !!!!